MUKMIN
MUKMIN - Hai Para Rebahanners Santri Kuliah, Di Artikel kali ini Mimin Mau Share MUKMIN, Untuk Pembaca Boleh Di share artikel ini
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal,(yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.” (Q.S. Al-Anfal: 2-4)
Pertama, bergetar hatinya ketika disebut nama Allah. Kedekatan emosional antara seorang mukmin dengan Allah laksana kedekatan seorang pencinta dengan kekasihnya. Ketika nama sang kekasih disebut, maka hatinya bergetar, jantungnya berdegup kencang, perasaannya diliputi suka cita. Ada rasa bahagia yang menjalar ke seluruh tubuh yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Inilah gambaran kondisi seorang mukmin ketika mendengar nama Allah yang agung nan mulia.
Kedua, bertambah imannya ketika dibacakan ayat-ayat Allah. Seorang mukmin sejati adalah mereka yang ketika mendengar ayat-ayat Allah dilantunkan, iman di dalam hatinya semakin meningkat, keyakinannya semakin mantap, serta pendiriannya semakin kuat.
Maksud ayat ini, sebagaimana dijelaskan oleh Abdurrahman As-Sa’di dalam kitab tafsirnya, Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan adalah bahwa seorang mukmin, ketika dibacakan ayat-ayat al-Qur’an akan memperhatikan dengan seksama, menghadirkan hatinya untuk mentadaburi maknanya, mengingat kealpaannya dan berjanji dalam dirinya untuk selalu berbuat baik (amal shalih), maka pada saat itulah ia bertambah imannya. Inilah hakekat dari bertambahnya keimanan karena ayat-ayat Allah. (Dikutip dari buku penulis, “5 Langkah Menuju Sukses Dunia-Akhirat”)
Ketiga, berserah diri (tawakkal) hanya kepada Allah. Kita semua sadar bahwa kita memiliki keterbatasan, kekurangan dan kelemahan. Betapa pun matangnya rencana yang telah kita susun, betapa pun hebatnya cita-cita yang telah kita tanamkan ke dalam sanubari kita yang paling dalam, semua itu tidak akan berarti apa-apa tanpa ijin Allah.
BACA JUGA :
Rencana yang matang, cita-cita yang hebat, tanpa disertai dengan kepasarahan diri kepada Allah hanya akan berakhir dengan kekecewaan. Tugas kita adalah, setelah merencanakan sesuatu dengan matang, dimantapkan dengan ikhtiar yang maksimal deisertai doa yang tak kenal lelah, dan diakhiri dengan tawakkal, menyerahkan sepenuhnya hasil usaha kita hanya kepada Allah.
Kita harus yakin bahwa keputusan yang Allah berikan nanti adalah yang terbaik buat kita. Inilah ciri khas seorang mukmin selanjutnya, selalu menyerhkan diri sepenuhnya kepada Allah setelah sebelumnya memaksimalkan ikhtiar.
Keempat, mendirikan Shalat. Al-Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa maksud dari mendirikan shalat pada ayat ini adalah melaksanakan shalat baik secara lahir maupun batin. Secara lahir, yakni dengan memenuhi syarat dan rukun shalat, melaksanakannya dengan penuh khusyu dari awal hingga akhir shalat. Adapun secara batin maknanya adalah ada dampak positif dari ibadah shalat yang dilakukan, yakni mampu mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
BACA JUGA :
Dengan demikian, ibadah shalat yang dilakukan seorang mukmin tidak sekedar menggugurkan kewajiban, tetapi memberi makna yang sangat dalam, yakni mampu memberi pengaruh positif dalam kehidupan sehari-hari yang dijalaninya.
Kelima, membiasakan sedekah. Ciri khas seorang mukmin sejati lainnya, yang termaktub dalam Dalam Q.S. Al-Anfal ayat 3 tersebut adalah kebiasaannya untuk menyalurkan sebagian rezeki yang dimilikinya di jalan Allah. Kebiasaan berinfak untuk kepentingan agama dan sosial menjadi ciri khas seorang mukmin sejati. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, berupa memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin serta anak-anak yatim adalah salah satu sikap mulia seorang mukmin sejati.
/