HARAPAN KEPASTIAN
HARAPAN KEPASTIAN - Hai Para Rebahanners Santri Kuliah, Di Artikel kali ini Mimin Mau Share HARAPAN KEPASTIAN, Untuk Pembaca Boleh Di share artikel ini
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S.
al-Ra’du:11)
Pesan moral ayat ini adalah bahwa kondisi yang dialami suatu
bangsa, suatu masyarakat, atau suatu individu tergantung pada bangsa,
masyarakat, atau individu itu sendiri. Perubahan tidak akan pernah terjadi
tanpa ada inisiatif untuk berubah pada yang bersangkutan.
Ayat tersebut juga mengandung makna adanya harapan untuk
mengubah kondisi menjadi lebih baik. Dengan kata lain, semangat optimisme dalam
menjalani kehidupan ini harus terus dipupuk. Harapan akan selalu hadir bagi
mereka yang berpikir positif untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah,
menemukan solusi dari setiap persoalan.
Harapan adalah alasan utama mengapa seseorang bertahan
hidup. Seseorang tetap semangat menjalani hidup dan kehidupan karena dia
memiliki harapan. Tanpa harapan, seseorang akan hambar bahkan mungkin enggan
untuk melanjutkan kehidupan.
Kita bisa menyaksikan di sekeliling kita, orang-orang yang
putus harapan atau putus asa seringkali melakukan tindakan-tindakan bodoh yang
justru akan menyengsarakan dirinya sendiri.
Ada orang yang tidak tahan dengan kemiskinan yang
dijalaninya bertahun-tahun, melakukan tindakan nekat bunuh diri. Ada anak yang
kecewa dan putus asa karena keinginannya tidak dipenuhi orang tuanya, nekat
pergi dari rumah dan menghabiskan waktu di jalan bersama anak-anak jalanan
lainnya. Ada pula seorang remaja yang sakit hati karena putus cinta, kemudian
mengakhiri hidupnya dengan terjun bebas dari lantai lima sebuah pusat
perbelanjaan. Dan masih banyak lagi kasus-kasus serupa yang jauh lebih tragis
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita.
Semua kejadian dan peristiwa tersebut bermula dari hilangnya
harapan untuk hidup. Mereka, para pelaku yang nekat melakukan tindakan bodoh
dan di luar akal sehat itu karena merasa sudah tidak ada lagi yang bisa
diharapkan. Sehingga mereka merasa percuma untuk tetap hidup di dunia ini.
Padahal, kalau mereka mau berpikir jernih, sebetulnya apa
yang mereka alami berupa kekecewaan, kesedihan, perasaan tidak berguna, dan
sederet persoalan hidup lainnya hanyalah salah satu episode kehidupan yang
bersifat sementara, dan pasti akan segera berlalu diganti oleh episode-episode
kehidupan lainnya. Tetapi, mereka tidak sabar menjalani proses pergantian
episode kehidupan itu. Mereka ingin semuanya segera berakhir. Ketika
keinginannya tidak tercapai, maka mereka mengambil jalan pintas, berupa
tindakan-tindakan bodoh yang dianggapnya dapat menyelesaikan masalah yang
tengah dihadapinya.
Dalam pandagan agama (Islam), orang-orang yang putus asa
adalah orang-orang yang mengingkari adanya kekuasaan Allah. Dia tidak sadar
bahwa ada kekuatan maha dahsyat yang dapat mengubah sesuatu yang tidak mungkin
menjadi mungkin, yang mustahil menjadi terwujud, dan yang tidak masuk akal
menjadi nyata. Ya, Dialah Allah Swt. Dzat yang maha kuasa atas segala sesuatu.
Keyakinan akan adanya suatu harapan di tengah ketidakpastian
harus kita tanamkan dalam diri kita. Hanya dengan berpikir positif seperti
inilah kita dapat lebih tenang dan damai dalam menjalani hidup ini.
Yakinlah, selalu ada kemudahan di tengah kesulitan, selalu
ada peluang di tengah ketidakpastian, dan selalu ada harapan untuk hidup lebih
baik dan bermakna di saat segalanya terlihat gelap dan buntu.
* Ciputat, Bakda Subuh,
/