Perhiasan Terbaik itu Bernama Ilmu dan Adab (Renungan untuk Para Santri di Seantero Negeri)
Perhiasan Terbaik itu Bernama Ilmu dan Adab (Renungan untuk Para Santri di Seantero Negeri) - Hai Para Rebahanners Santri Kuliah, Di Artikel kali ini Mimin Mau Share Perhiasan Terbaik itu Bernama Ilmu dan Adab (Renungan untuk Para Santri di Seantero Negeri), Untuk Pembaca Boleh Di share artikel ini
“Bukanlah keindahan itu karena pakaian yang dikenakan, tetapi keindahan itu karena ilmu dan adab.”
Kalimat bijak ini menyentak kesadaran kita yang mungkin selama ini hanya melihat keindahan dari tampilan luar semata. Petuah hikmah tersebut menunjukkan bahwa keindahan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang dihiasi ilmu dan adab (baca: akhlak).
Baca Juga : BERILMU DENGAN RENDAH HATI
Ya, ilmu dan adab adalah perhiasan terbaik yang akan memancarkan pesona diri. Tak perlu memoles diri dengan ucapan-ucapan manis penuh kepalsuan, atau memakai topeng-topeng kamuflase dengan memaksakan diri mengenakan pakain bermerek (branded), kendaraan terbaru, tinggal di hunian elit untuk menarik perhatian orang lain. Cukup dengan hiasan ilmu dan akhlak, maka orang lain akan menaruh simpati kepada kita.
Salah satu sikap orang berilmu dan beradab adalah rendah hati (tawaduk). Ya, rendah hati akan menjadikan seseorang dicintai sesama, dan disayangi Allah Swt. Sebalik keadaan, tinggi hati atau sombong (takabbur) akan membuat seseorang dibenci sesama dan dimurkai Allah Swt.
Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah Saw menyatakan, “Dan tidak ada orang yang tawaduk (rendah hati karena Allah), melainkan Allah akan mengangkat derajatnya”. (HR. Muslim)
Jika dengan sikap rendah hati, Allah akan mengangkat derajat seseorang, maka bisa dikatakan bahwa dengan sikap tinggi hati Allah akan menjatuhkan derajat seseorang.
Baca Juga : Ragam Komunikasi Dalam Al-Qur’an
Jika dengan sikap rendah hati, Allah akan memuliakan seseorang, maka dengan tinggi hati Allah akan menghinakan seseorang.
Tidak ada ruang bagi siapa pun di muka bumi ini untuk bersikap sombong atau tinggi hati. Karena yang paling berhak untuk menyandang gelar Al-Mutakabbir hanyalah Allah Swt.
Adalah kewajiban bagi setiap hamba untuk bersikap tawaduk, rendah hati sepenuh hati. Betapapun melimpahnya kekayaan yang ia miliki, betapapun tingginya ilmu yang ia punyai, betapapun terhormatnya jabatan yang ia duduki, hakekatnya semua itu adalah anugerah serta amanat yang Allah berikan kepadanya. Ia sendiri tidak memiliki dan mempunyai apa-apa tanpa anugerah serta karunia Allah Swt yang diberikan kepadanya.
/