Bacalah!
Bacalah! - Hai Para Rebahanners Santri Kuliah, Di Artikel kali ini Mimin Mau Share Bacalah! , Untuk Pembaca Boleh Di share artikel ini
Oleh : Didi Junaedi
“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(Q.S. Al-‘Alaq: 1-5)
Para ulama sepakat bahwa kelima
ayat surat al-‘Alaq tersebut merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt.
kepada Rasulullah Saw. Dari rangkaian ayat tersebut dapat dipahami bahwa
perintah pertama yang diserukan Allah kepada Rasulullah dan juga umat manusia
adalah “membaca”. Ya, membaca dalam pengertian yang seluas-luasnya. Membaca
ayat-ayat yang tersurat dan ayat-ayat yang tersirat. Para ulama membagi dua
kategori ayat yang harus dibaca dan dikaji oleh umat manusia, yaitu ayat-ayat
qauliyah/kitabiyah berupa teks al-Qur’an, dan ayat-ayat kauniyah, yaitu seluruh
fenomena alam yang terhampar di jagat raya ini.
Komaruddin Hidayat, dalam Buku
Agama Punya Seribu Nyawa menambahkan, selain ayat-ayat kitabiyah dan kauniyah,
juga penting bagi kita membaca ayat-ayat nafsiyah, yaitu wahyu yang tertulis di
dalam diri manusia, dan juga ayat-ayat ijtima’iyah-tarikhiyah, yaitu wahyu yang
bekerja melalui hukum sejarah.
Perintah “membaca” pada ayat
tersebut juga bisa dimaknai bahwa setiap manusia harus membekali diri dengan
ilmu pengetahuan. Setiap manusia harus berusaha untuk melepaskan diri dari
kebodohan. Karena untuk dapat memahami hakekat dirinya, lebih-lebih hakekat
Tuhannya, maka seseorang harus memiliki bekal pengetahuan yang cukup. Tanpa
ilmu pengetahuan, seseorang tidak akan mampu memahami hakekat dirinya,
lebih-lebih hakekat Tuhannya. Tanpa Ilmu pengetahuan, seseorang akan menjalani
kehidupan di dunia ini tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Salah satu cara untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan adalah melalui aktivitas membaca. Ya, dengan membaca buku,
maka terbukalah wawasan seseorang. Dengan membaca dan mengkaji fenomena
alam, tersingkaplah segala ‘misteri’
yang ada di jagat raya ini. Singkatnya, membaca membuka cakrawala pengetahuan
kita. Maka tepat jika ada ungkapan menyebutkan, membaca, membuka jendela dunia.
BACA JUGA : Berbadan Sehat, Bermental Kuat Dalam Hidup
Landasan teologis yang
ditunjukkan rangkaian ayat di atas menegaskan betapa pentingnya aktivitas
membaca. Membaca dalam makna yang luas, seperti dijelaskan oleh M. Quraish
Shihab dalam bukunya, Membumikan Al-Quran. Menurutnya, kata iqra dalam ayat
tersebut, yang berarti bacalah! (perintah membaca), terambil dari kata qara’a
yang mengandung arti: menghimpun, menelaah, membaca, meneliti dan mendalami.
Dengan demikian, membaca adalah
langkah kita untuk menelaah, meneliti serta mendalami ilmu pengetahuan yang
tersebar di muka bumi ini. Budaya membaca akan menuntun kita pada kedewasaan
berpikir, bersikap dan bertindak. Dengan membaca, jiwa kita dipenuhi oleh
cahaya ilmu, pancaran pengetahuan dan pendaran sinar informasi.
Aktivitas membaca ini akan
bernilai tinggi dan membawa manfaat serta keberkahan jika dilandasi oleh
nilai-nilai spiritual. Dalam redaksi ayat di atas, membaca harus disandarkan
atas nama Tuhan. Memulai bacaan dengan menyertakan Tuhan sebagai pijakan awal,
akan memberikan ketenangan dan kedamaian. Ilmu pengetahuan yang kita pelajari
harus dilandasi oleh nilai-nilai spiritualitas. Sebab, jika ilmu pengetahuan
yang kita kaji dilepaskan dari nilai-nilai spiritualitas, maka yang akan lahir
adalah ilmuwan-ilmuwan arogan, yang merasa apa yang mereka pahami hanya
bersumber pada logika serta rasionalitas mereka semata. Maka, berpagi-pagi
al-Qur’an mengingatkan, “Bacalah dengan nama Tuhanmu…”
* Ruang Inspirasi, Rabu, 16
Oktober 2019.
/